Apa Saja Penyebab Diabetes di Usia Muda?

penyebab diabetes di usia muda

Apa Saja Penyebab Diabetes di Usia Muda?

Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Meskipun dhiabetes lebih sering terjadi pada orang dewasa, belakangan ini angka penderita dhiabetes tipe 2 pada usia muda, termasuk remaja dan orang dewasa muda, semakin meningkat. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan karena diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan organ, gangguan saraf, dan bahkan kematian. Lalu, apa saja penyebab diabetes di usia muda? Berikut adalah ulasan mengenai berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko diabetes pada usia muda.

1. Faktor Genetik (Keturunan)

Salah satu penyebab utama diabetes di usia muda adalah faktor genetik. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan dhiabetes, maka kemungkinan besar mereka akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan dhiabetes, terutama dhiabetes tipe 2. Gen-gen tertentu yang di wariskan dari orang tua dapat mempengaruhi cara tubuh memproduksi dan menggunakan insulin, hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur kadar gula darah. Namun, meskipun faktor genetik memainkan peran penting, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat juga berperan besar dalam memperburuk kondisi ini.

2. Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat

Pola makan yang buruk adalah faktor utama yang berkontribusi pada meningkatnya prevalensi diabetes di usia muda. Makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah secara signifikan. Banyak remaja dan orang muda cenderung mengonsumsi makanan cepat saji, camilan manis, minuman manis, serta makanan tinggi lemak yang dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin, yang pada akhirnya memicu diabetes tipe 2. Konsumsi makanan yang tidak bergizi dalam jangka panjang mengubah metabolisme tubuh dan menyebabkan gangguan dalam pengaturan kadar gula darah.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Kurangnya olahraga dan aktivitas fisik juga menjadi penyebab utama meningkatnya angka dhiabetes pada usia muda. Aktivitas fisik yang minimal menyebabkan penurunan sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang membuat tubuh lebih sulit dalam mengatur kadar gula darah. Gaya hidup yang kurang aktif, d itambah dengan waktu yang di habiskan untuk duduk atau berbaring di depan layar komputer atau gadget, membuat tubuh lebih rentan terhadap obesitas dan dhiabetes tipe 2. Olahraga yang rutin dapat membantu tubuh memproses glukosa lebih efektif dan meningkatkan kesehatan metabolik secara keseluruhan.

4. Obesitas dan Kelebihan Berat Badan

Obesitas adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk dhiabetes, terutama di kalangan remaja dan orang dewasa muda. Kelebihan berat badan, terutama yang di sebabkan oleh akumulasi lemak perut, dapat meningkatkan resistensi insulin. Ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin, kadar gula darah akan meningkat karena insulin tidak dapat berfungsi dengan baik dalam memindahkan gula dari darah ke sel-sel tubuh untuk di gunakan sebagai energi. Obesitas juga dapat menyebabkan peradangan di tubuh, yang lebih lanjut meningkatkan risiko dhiabetes.

5. Stres dan Gangguan Emosional

Stres yang berkepanjangan, baik stres fisik maupun emosional, dapat memengaruhi kadar gula darah secara signifikan. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol yang dapat meningkatkan gula darah. Pada usia muda, tekanan dari kehidupan sosial, akademik, dan pekerjaan seringkali dapat menambah tingkat stres yang di alami. Jika stres ini tidak di kelola dengan baik, dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memicu gangguan metabolisme, salah satunya dhiabetes. Stres yang berkelanjutan juga cenderung mengarah pada kebiasaan makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak sehat, yang semakin memperburuk risiko dhiabetes.

6. Kurang Tidur atau Gangguan Tidur

Tidur yang tidak cukup atau gangguan tidur seperti sleep apnea juga berperan dalam peningkatan risiko dhiabetes. Tidur yang kurang dapat menyebabkan peningkatan hormon ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) dan penurunan hormon leptin (hormon yang mengatur rasa kenyang), yang dapat menyebabkan makan berlebihan dan peningkatan berat badan. Selain itu, tidur yang tidak nyenyak dapat memengaruhi sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga meningkatkan risiko dhiabetes. Remaja dan orang dewasa muda seringkali kurang tidur akibat kebiasaan begadang, penggunaan gadget, atau stres, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan metabolik mereka.

7. Penyakit Lain yang Mempengaruhi Metabolisme

Beberapa kondisi medis lainnya, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol tinggi, atau gangguan hormon (misalnya sindrom ovarium polikistik/PCOS), dapat meningkatkan risiko dhiabetes pada usia muda. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan metabolisme tubuh dan meningkatkan resistensi insulin. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid, juga dapat memengaruhi kadar gula darah dan berpotensi menyebabkan dhiabetes.

8. Faktor Lingkungan dan Sosial

Lingkungan sosial dan ekonomi juga mempengaruhi prevalensi dhiabetes di usia muda. Akses terbatas terhadap makanan sehat, fasilitas olahraga, serta pendidikan kesehatan yang kurang dapat mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang. Di beberapa daerah, masyarakat muda cenderung lebih mudah terpapar pada pola makan yang buruk dan kurangnya kesempatan untuk beraktivitas fisik. Faktor lingkungan seperti ini dapat meningkatkan risiko dhiabetes, terutama jika tidak ada dukungan atau edukasi yang memadai mengenai gaya hidup sehat.

Baca juga: Apakah Sayur Pare Bisa Bantu Menurunkan Gula Darah?

Dhiabetes pada usia muda dapat di picu oleh berbagai faktor, baik genetik, gaya hidup, maupun kondisi fisik dan emosional seseorang. Faktor-faktor seperti kebiasaan makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, stres, dan gangguan tidur semuanya berperan dalam peningkatan risiko dhiabetes pada remaja dan orang dewasa muda. Oleh karena itu, penting untuk memulai gaya hidup sehat sejak dhini. Dengan menjaga pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, mengelola stres, serta tidur yang cukup. Dengan perubahan gaya hidup yang positif, risiko dhiabetes di usia muda dapat di minimalkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *